Tifoid

Vaksin Tifoid untuk anak, dewasa dan lansia

Manfaat Vaksin Tifoid

Vaksin tifoid memiliki sejarah yang menarik, karena pertama kali dikembangkan pada tahun 1896 oleh Almroth Wright, seorang ahli bakteriologi Inggris. Vaksin Wright, yang dikenal sebagai “Vaksin Wright”, didasarkan pada bakteri yang dimatikan. Namun, vaksin ini menghadapi skeptisisme dan kontroversi awal karena tahap pengembangannya yang masih dalam tahap awal dan kemanjurannya yang bervariasi.

Kemajuan teknologi vaksin kemudian mengarah pada pengembangan vaksin tifoid yang lebih efektif dan lebih aman, termasuk vaksin yang dilemahkan hidup dan vaksin polisakarida Vi. Vaksin-vaksin ini telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam pencegahan demam tifoid di seluruh dunia, terutama di daerah-daerah di mana penyakit ini merupakan penyakit endemik.

Saat ini, vaksin tifoid direkomendasikan untuk wisatawan yang mengunjungi daerah dengan risiko tinggi demam tifoid dan juga digunakan dalam program imunisasi rutin di negara-negara endemik untuk melindungi populasi yang berisiko.

Angka Kejadian Tifoid

Demam tifoid umumnya menyerang daerah dengan sanitasi yang buruk dan akses terbatas ke air minum bersih, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Pada tahun 2019, sebuah studi pemodelan yang diperbarui memperkirakan ada sekitar 13,5 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia, dengan beban tertinggi terjadi di wilayah Asia Tenggara, Mediterania Timur, dan Afrika [1]. Terlepas dari kemajuan dalam upaya sanitasi dan vaksinasi, tifus tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di banyak bagian dunia.

Manfaat Vaksin Tifoid

Mencegah terjadinya hal-hal dibawah ini:

  • Infeksi bakteri Salmonella typhii yang menyebar melalui mulut dan makanan.
  • Gejala typhoid atau demam tifoid termasuk demam tinggi, nyeri kepala, nafsu makan yang buruk, nyeri perut, diare, atau konstipasi.
  • Perburukan infeksi yang dapat menyebabkan kondisi yang fatal.

Jadwal Vaksinasi Tifoid

Anak

Dosis diberikan 1x mulai usia 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun.

Dewasa

1 dosis. Kemudian diulang setiap 3 tahun.

Lansia

1 dosis. Kemudian diulang setiap 3 tahun.

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

  • Nyeri dan bengkak lokasi suntikan.
  • Nyeri kepala
  • Nyeri otot
  • Demam

Hal Yang Harus Diperhatikan

  • Demam atau infeksi akut sebaiknya tidak ditunda.
  • Konsumsi obat-obatan imunosupresif harus dengan perhatian dokter.

Kontraindikasi

  • Riwayat alergi berat terhadap vaksin tifoid sebelumnya.
Back to top