Merasa lelah karena sudah melakukan berbagai cara agar anak nafsu makan? Yuk ketahui alasan sebenarnya.
Dalam upaya menjaga kesehatan anak-anak, Gerakan Tutup Mulut (GTM) menjadi langkah yang kian penting untuk diperhatikan, banyak pertanyaan yang muncul mengena hal ini. Jadi pendekatan untuk mengatasi GTM ini bukanlah dengan langsungbertanya solusinya apa, tapi untuk mengatasi GTM kita harus tau dulu penyebab utamanya apa. Jika penyebabnya sudah diketahui, Insya Allah langkah-langkah selanjutnya bisa diambil dengan baik.
BERIKUT ADALAH 5 PENYEBAB TERSERING ANAK TIBA-TIBA GTM
1. ANAK TIDAK LAPAR
Mungkin terasa konyol alasannya, namun ternyata masih banyak yang memberikan anak makan ketika kondisinya masih kenyang. Sehingga wajar mereka menolak makan. Bayi/balita harus kita biasakan untuk bisa mengenali rasa lapar dan rasa kenyang. Caranya biar mereka terbiasa bagaimana? dengan feeding rules. Beri jeda waktu antar makan paling tidak 2 jam ini termasuk minum susu. Jadi di antara jeda makan, jangan diberikan susu/cemilan, ini akan membuat anak terus menerus dalam kondisi kenyang. Kalo anak tidak mau makan, skip saja waktu makannya, dan lagi, jangan diganti dengan susu atau cemilan. Coba berikan makan lagi dua jam kemudian. Ada waktu khususnya untuk pemberian susu dan cemilan, keduanya tidak bisa menggantikan makanan, jika anak tiba-tiba tidak mau makan saat jam makan besar.
2. ANAK TIDAK SELERA
Sedikit cerita, ada pasien yang anaknya konsisten makannya hanya sedikit, ketika bertanya kepada orang tuanya makanannya apa, ternyata bubur tawar dan lauk, sementara orang tuanya di waktu yang sama makan masakan padang, sehingga itu menjadi masalah untuk anaknya. Khasanah rasa anak itu mirip-mirip ibunya, karena terus menerus terpapar esens dari rasa makanan yang dikonsumsi ibu selama hamil dan menyusui. Jadi berikan MP-ASI jangan yang tawar, boleh kasih bumbu, boleh kasih gula garam secukupnya. Ada juga kondisi dimana anak pilih-pilih makanan, ketika diberikan makanan baru, mereka menolak, jangan putus asa juga, anak bisa butuh terpapar rasa yang sama hingga belasan/puluhan kali sebelum akhirnya terbiasa dengan rasa baru makanan tersebut. Ala bisa karena biasa.
3. ADA KONDISI MEDIS YANG TERJADI PADA ANAK, ALIAS ANAK SAKIT
Umumnya sakit ini bisa saja sakit yang akut, alias sebentar saja, misalnya infeksi virus ringan, pasti lebih sulit makannya, wajar, kita saja yang dewasa kalau lagi sakit bawaanya malas makan. Bayi/balita juga kurang lebih sama, ada juga kondisi medis yang terjadi berbulan- bulan tanpa diketahui orang tua karena tidak keliatan dari luar, misal ISK (Infeksi Saluran Kemih) berulang, flek (tuberkulosis), penyakit jantung bawaan, alergi makanan, kekurangan mikronutrien, dan lainnya. Disini pentingnya monitor rutin ke dokter, biar bisa dilacak secara pasti ada tidaknya kondisi khusus tersebut.
4. ADA GANGGUAN PERKEMBANGAN/PERILAKU
Beberapa balita dengan gangguan perilaku wajar juga mengalami masalah makan, seperti anak-anak dengan spektrum autisme, ADHD, dan sebagainya. Gangguan perkembangan ini mungkin sangat halus sehingga tidak dapat dideteksi bahkan ketika dilihat sehari-hari dan membutuhkan pemeriksaan khusus oleh dokter spesialis anak.
5. MISPERSEPSI ORANG TUA
Sejujurnya, salah satu alasan tersering untuk GTM adalah kesalahpahaman orang tua. Anak itu sudah makan dengan lahap, tetapi ketika dia tidak mau makan lagi, orang tua panik dan menggap anak makannya sedikit. Salah satu prinsip ngasih makan balita adalah responsive feeding. Meskipun ada petunjuk tentang jumlah porsi yang harus diberikan, kita juga harus melihat reaksi anak saat makan. Jika anak merasa kenyang, itu cukup, dan jika masih lapar, tambah porsi lagi. Tetap fleksibel. Ketika status gizi dan pertumbuhan bayi sesuai, tidak kurang atau kelebihan, MP-ASI akan berhasil.
Sedikit Tips ketika anak GTM, paling penting adalah tetap tenang. Lihat buku KMS-nya dan ingat bulan-bulan sebelumnya untuk melihat apakah ada gangguan nutrisi. Jika tidak, Good Job. Selanjutnya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau dokter spesialis anak untuk menilai asuhan nutrisi anaknya. Anda juga harus melakukan evaluasi sendiri dengan pasangan Anda dan support system lain di rumah untuk menentukan penyebab GTM.
Photo by Freepik