Merasa tangisan anak memiliki makna tersendiri? Tenang anda tidak sendirian.
Sangat penting untuk memahami tangisan bayi karena menangis terus menerus dapat menimbulkan stres bagi orang tua, terutama ibu. Mental ibu yang akan merasa lelah karena bayinya terus menangis meskipun sudah disusui, digendong, dan melakukan semua yang dibutuhkannya, karena dia merasa tidak melakukan hal yang cukup sebagai ibu. Padahal, saya yakin para ibu telah memberikan yang terbaik dari diri mereka. Oleh karena itu, tulisan saya kali ini fokus pada cara kita dapat memahami tangisan bayi. Karena tangisan bayi berbeda dengan tangisan orang dewasa, yang kadang-kadang perlu dikeluarkan untuk menghilangkan rasa sakit (terutama pada malam yang syahdu atau hujan), tangisan bayi adalah sesuatu yang perlu kita ketahui sebabnya dan apa yang harus kita lakukan setelahnya.
Bayi, seperti orang dewasa, memiliki kebutuhan dan dapat merasakan jika ada masalah dengan tubuhnya atau lingkungan sekitarnya. Cuman berbeda dengan kita, ketika kita menemukan sesuatu yang salah, kita bisa langsung mengeluh atau mengambil ponsel kita dan terus mengeluh, marah, dan upload ke TikTok. Bayi hanya bisa menangis karena mereka tidak bisa melakukan semua itu.
Karena menangis sebenarnya adalah bentuk komunikasi bayi dengan orang tuanya.
Bayi akan berhenti menangis begitu tangisannya dipahami oleh orang tuanya dan mereka mendengarkan apa yang dikatakan bayi. Tapi jika tidak, mereka akan kecewa, sedih, dan terus menangis. Sama seperti kita, setiap kali kita sedih tapi pasangan kita tidak mengerti apa yang kita rasakan, itu akan membuat kita lebih tertekan dan sakit. Berikut beberapa alasan atau bentuk komunikasi dari tangisan bayi :
1. Lapar
Bayi kelaparan sebanyak 8-12 kali sehari, atau setiap dua hingga tiga jam sekali. Pelajari polanya: jika tangisannya berhenti setelah disusui setelah beberapa saat, itu mungkin karena laper. Namun, jika bayinya diteteki hanya sejam yang lalu, tapi dia masih menangis, itu mungkin karena masalah lain. Jangan langsung suudzon pada diri sendiri dengan mengira ASI yang dia terima tidak mengenyangkan atau tidak berkualitas. Pikiran seperti itu akan membuat ibu lebih khawatir dan mungkin menurunkan produksi ASI mereka sendiri. Selain itu, jika tindakan gegabah seperti memberikan susu formula segera atau, yang lebih parah, memberikan makanan bayi (biasanya pisang, pepaya, atau buah-buahan lain) ketika bayi belum siap untuk makan padat, kemungkinan terkena penyakit akan meningkat.
2. Popok Basah
Setiap kali bayi menangis, pastikan untuk melihat, mencium, atau meraba popok bayi untuk memastikan apakah itu basah karena kencing atau pup.
3. Gerah atau Kedinginan
Ini juga dapat menyebabkan bayi menangis. Pertimbangkan ketika bayi menangis, apakah suhunya panas atau dingin, dan apa yang dia kenakan. Misalnya, ketika udara panas, kita melihat bayinya dibedong ketat seperti semar mendem atau lemper. Ini wajar karena bayi menangis, sehingga mereka dapat melepas bedongannya agar tidak kepanasan. Bayi biasanya lebih rewel ketika udara lebih dingin, jadi jika bayi rewel saat udara lebih dingin, Anda mungkin ingin menambah topi atau selimut bayi. Tapi jangan terlalu terbungkus: pakai gurita, pakai kaos terusan panjang, pakai kaos lagi dalamnya, dll.
4. Kelelahan
Ketika mereka sangat lelah, tetapi tidak bisa tidur. Terakhir, bayi menjadi frustrasi, nguap, merasa ngantuk, mengusap mata dan telinga, merasa lelah, tetapi tidak bisa tidur. Jika ini terjadi, mereka sering menjadi lebih gelisah dari biasanya. Itu hanya perlu mengaktifkan sleeping mode. Caranya adalah dengan rutin melakukan tindakan yang membuat bayi merasa nyaman sebelum tidur, seperti memberinya mandi air hangat, digendong, disusui, diajak jalan muter-muter dulu, dll. Selain itu, pastikan bahwa lingkungan bayi nyaman untuk tidur, seperti tidak ada suara, lampu yang redup, dan suhu yang ideal. Jika bayi terbangun, letakkan dia di elus atau ditimang agar dia merasa aman dan nyaman untuk tidur kembali. Saya akan berbicara lebih lanjut tentang tidur bayi dalam email yang berbeda.
5. Butuh Perhatian
Bayi juga bisa meminta perhatian, terutama ketika dia terlalu lama ditinggal atau terlalu banyak distimulasi oleh orang lain. Bayi akan mencari perhatian orang tuanya, khususnya ibunya. Dalam situasi seperti ini, dia mungkin merasa nyaman dipeluk dan dicium oleh ibunya. Si bayi biasanya akan tenang setelah itu. Tidak ada yang bisa membuat bayi merasa lebih baik daripada bau ibunya sendiri.
6. Sakit
Ini adalah alasan yang paling tidak menyenangkan karena sangat sakit. Sakit yang lebih ringan, seperti kembung setelah bayi disusui, biasanya disertai dengan kaki bayi nekuk ke arah perut. Untuk mengeluarkan gas, hanya perlu di puk-puk punggung bayi sampai keluar. Tapi tangisannya bisa menjadi akibat dari sakit yang lebih parah, terutama jika tangisannya terus menerus meskipun sudah dicoba semua cara untuk mengobati bayi yang rewel. Terutama jika tangisannya terus menerus selama lebih dari 30 menit atau jika tangisannya merintih atau melengking. Anda dapat segera menghubungi bidan atau dokter terdekat untuk konsultasi atau pemeriksaan tambahan. Sebagai dokter anak pertama dan yang paling memahami kondisi bayi, orang tua harus memperhatikan jika bayi menangis dengan gejala seperti demam, tidak mau netek, atau lemas. Agar dapat dilaporkan ke dokter.
Konklusi
Tidak masalah, ada banyak penyebab bayi menangis. tidak hanya karena kelelahan. Bayi menangis untuk berkomunikasi dengan kita, dan seperti prinsip dasar komunikasi lainnya, tangisan bayi perlu didengar dan dipahami. Sangat sederhana. Selamat mempelajari bahasa bayi.
Salam hangat, dan semoga sehat selalu.
Jika Ayah Bunda Ragu, KiDi siap membantu menjawab keresahan Ayah Bunda.
Picture by Freepik