Anak memang sangatlah aktif lari sana sini, sehingga rentan jatuh apalagi kalua yang harus terbentur adalah kepala yang mana membuat orang tua semakin panik.
Menghadapi anak yang terbentur kepalanya bisa jadi cukup tricky. Tampak biasa saja setelah terbentur, masih sadar, tapi sehari kemudan bisa kondisinya makin buruk, tiba-tiba tidak sadarkan diri misalnya. Kenapa hal itu bisa terjadi? karena cedera kepala dapat merusak pembuluh darah otak. Perdarahan terjadi dan butuh waktu sampai menekan otak lebih lanjut, mungkin sehari atau dua hari bahkan sampai muncul gejala. Yang benar-benar berbahaya adalah jika perdarahan tidak teratasi atau tidak berhenti, sehingga darah terus menekan ruang di kepala. Atau, jika benturan itu cukup kuat, benturan mekanik antara tengkorak dan otak dapat menyebabkan kerusakan pada otak. Otak kita sebenarnya mengapung di dalam kepala kita untuk menghindari benturan terus-menerus yang menyebabkan kerusakan otak. Namun, jika benturan menjadi cukup kuat, otak dapat akhirnya terbentur dengan tengkoraknya sendiri, menyebabkan kerusakan sejumlah jaringan otak.
Trauma kepala sendiri merupakan salah satu penyebab tersering anak dibawa ke dokter atau unit gawat darurat. Tapi walaupun begitu, sebenarnya hanya sebagian kecil dari anak yang mengalami trauma kepala mengalami cedera pada otak.
Penting untuk orang tua mengetahui tanda-tanda anak memiliki komplikasi lebih lanjut setelah kepalanya terbentur atau tidak.
KETIKA ANAK TERBENTUR KEPALANYA, LAKUKAN EVALUASI BERIKUT!
- Kesadaran anak, apakah anak sadar? Bisa diajak bicara atau tidak? Jika anak masih bayi, apakah bayi menangis setelahnya atau tidak? Apakah setelahnya saat digendong dan terjaga masih ada gerakan aktif atau tidak.
- Apakah terjadi penurunan kesadaran? Jika terjadi penurunan kesadaran, berapa lama durasinya?
- Bagian tubuh mana yang mengalami trauma, apakah terdapat trauma pada beberapa bagian tubuh yang berbeda?
- Adakah kehilangan ingatan (amnesia)?
- Apakah ada sakit kepala, muntah-muntah, kejang, perdarahan/keluar cairan dari hidung, telinga atau mulut?
- Adakah benjolan kepala setelah jatuh, adakah tanda tulang yang retak?
- Apakah terdapat patah tulang leher, bahu maupun tungkai?
Jika kondisinya makin sakit, atau apalagi anak tidak sadarkan diri/penurunan kesadaran, segera di-bawa ke IGD. Atau jika orang tua ragu-ragu, tidak ada salahnya juga dibawa ke IGD/dokter.
APAKAH BUTUH CT-SCAN/RONTGEN/PEMERIKSAAN RADIOLOGIS LAIN?
Semuanya akan tergantung pada pemeriksaan dokter. Jelas, tidak semua pasien dengan riwayat trauma kepala sebelumnya memerlukan CT-Scan.
JIKA ANAK TAMPAK BAIK-BAIK SAJA DAN MASIH AKTIF, APA YANG HARUS DILAKUKAN?
Pada dasarnya trauma kepala ringan tanpa penurunan kesadaran dapat dirawat di rumah. Tapi harus diperhatikan beberapa hal berikut
- Anak bedrest/tirah baring selama 3 hari, lalu diobservasi gejalanya oleh orang tua. Sewaktu-waktu ada keraguan orang tua tentang kondisi anak, boleh langsung dibawa ke IGD
- Selama observasi di rumah sebaiknya anak tidak minum obat anti muntah, karena dapat menutupi gejala perburukan yaitu muntah. Obat-obatan anti nyeri diberikan jika perlu saja sesuai dengan arahan dokternya.
- Pengawasan dilakukan dengan memeriksa anak tiap 2-3 jam sampai 72 jam setelah trauma.
- Jika orang tua tidak mampu mengawasi, bisa dirawat-inapkan di rumah sakit untuk observasi langsung dari dokternya.
- Jika setelah terbentur kepalanya anak lalu diawasi di rumah. Segera bawa anak ke rumah sakit apabila selama pengawasan didapatkan:
- Anak tampak tidur terus atau tidak sadar.
- Anak menjadi gelisah, bingung atau delirium.
- Kejang pada wajah atau ekstremitas.
- Anak mengeluh sakit kepala yang menetap dan bertambah berat, atau adanya tanda kekakuan di leher.
- Muntah yang menetap terutama di pagi hari.
- Keluar cairan/darah dari lubang telinga atau hidung. – Ubun-ubunbesar yang membonjol.
- Terdapat gangguan gerak ekstremitas.
Untuk anak-anak, cedera kepala adalah sesuatu yang cukup mengerikan, bukan hanya akibat dari terjatuh saja, tetapi juga dampak jangka panjangnya. Anak-anak yang memiliki riwayat cedera kepala berat memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan tumbuh kembang dan masalah saraf di kemudian hari.
Ingatlah bahwa pencegahan lebih baik daripada pengobatan, jadi selalu perhatikan gerak-gerik anaknya. Jangan lupa untuk memakai helm jika anak sudah cukup besar untuk dibonceng naik sepeda motor, karena terkadang anak bisa mendapat cidera yang lebih serius daripada orang tuanya saat terjadi kecelakaan berkendara.
Sekali lagi, semoga kita semua tidak perlu sampai mengalami langsung. Anak- anaknya dijaga baik-baik ya, jangan sampai kita menyesal di kemudian hari karena keteledoran kita sendiri sebagai orang-tua. Semangat!
Photo by Freepik