Ibu dengan COVID-19 menjadi dilema karena takut dapat jadi ancaman tersendiri bagi bayinya, lantas bagiamana bila ibunya terkena COVID-19 dan masih harus menyusui anaknya?
DILEMA 1: APAKAH AIR SUSU IBU MENGANDUNG COVID-19?
Ini adalah ketakutan pertama, takut menulari bayi. Jadinya mempertimbangkan untuk tidak melanjutkan ASI eksklusif agar bayi tidak terkena kontak dari virus yang ada di dalam air susu ibu. Ini kekawatiran yang beralasan, karena memang ada beberapa virus yang dapat ditularkan dari ibu ke bayinya melalui air susu ibu. Beberapa virus tersebut antara lain HIV, CMV, HTLV-1. Kekawatiran yang sama juga sejak awal menjadi pertanyaan yang sama oleh para ahli, sehingga sejak awal-awal COVID-19 ini muncul, beberapa ilmuwan meneliti secara langsung ada tidaknya COVID-19 di air susu ibu.
Dan dari belasan penelitian yang ada khusus untuk mencari tau hal ini, belum ditemukan bukti bahwa pada ASI terkandung COVID-19. Semoga seterusnya seperti ini ya, amit-amit tiba-tiba ada virus COVID-19 yang bermutasi jadi makin canggih sehingga bisa ikutan nempel juga di air susu ibu.
DILEMA 2: BERARTI BAYI TIDAK BISA TERTULAR COVID-19 DARI BAYINYA?
Masih bisa, tapi tidak dari ASInya. Bayi bisa tertular karena kontak langsung dari ibunya, dari droplet yang berisi virus yang keluar dari mulut dan saluran napas ibu lalu menempel di mulut, hidung, hingga saluran napas bayi. Oke sampai sini semoga paham ya prinsipnya menyusui bayi jika ibunya covid. Pertama, ASI tidak mengandung virus corona, sehingga bayi aman mengkonsumsi ASI. Kedua, walaupun ASI tidak mengandung virus, bukan berarti bayi tidak mungkin tertular covid dari ibunya yang positif. Masih bisa, karena kontak langsung. Dengan kedua prinsip tersebut, kita jadi bisa paham, bahwa menyusui masih bisa dilakukan, tapi harus ada protap khusus yang dilakukan oleh ibu saat menyusui dan merawat bayi sehingga dapat meminilimasir, haih, maaf, meminimalisir kemungkinan bayi tertular COVID-19 dari ibunya.
PROTAP MENYUSUI IBU DENGAN COVID-19
- Selalu cuci tangan dengan sabun minimal 20 detik, sebelum dan sesudahmenyusui, sebelum dan sesudah menyentuh bayi.
- Menerapkan etika batuk dan bersin yang benar alias respiratory hygiene, alias jangan biarkan mulut dan hidung terbuka saat bersin atau batuk.
- Pakai masker rangkap bagian dalam masker medis sekali pakai, bagian luar masker kain. Jangan lupa sering-sering diganti ya maskernya.
- Secara rutin juga membersihkan/desinfektan permukaaan sebelum dan setelah disentuh.
- Jika tidur sekamar dengan bayi, diberi jarak yang cukup, bagus jika bisa 2 meter antara kasur dengan box bayi
Jika memang keadaannya tidak memungkinkan untuk ibu melanjutkan untuk menyusui. Bisa lanjutkan pemberian ASI ke bayi dengan ASI perah, atau ASI donor. Begitu sudah baik kondisi ibu, bisa mulai relaktasi lagi.
Sama seperti menyusui dalam kondisi non covid, menyusui dalam kondisi positif covid pun perlu support system yang optimal, biar tetep bisa menyusui dengan optimal juga.
DILEMA 3: OBAT-OBATAN YANG DIMINUM IBU SAAT COVID, APAKAH AMAN UNTUK BAYI?
Obat-obatan yang dikonsumsi ibu yang positif COVID-19 seperti paracetamol, multivitamin, dan antibiotik (biasanya azitromisin) dapat diberikan kepada ibu yang masih menyusui. Namun, ada beberapa obat yang perlu dipertimbangkan ulang untuk diberikan jika tetap ingin menyusui. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anda tentang efek obat-obatan terhadap bayi yang masih menyusui dan pilihan yang dapat diambil oleh orang tua yang ingin menyusui. Obat antivirus seperti favipiravir masih belum menjadi obat yang cukup jelas tentang keamanannya untuk bayi yang masih menyusui. Menyusui dengan kondisi normal tanpa covid saja membuatnya lebih sulit, apalagi menyusui dengan kondisi covid yang tanpa gejala tentu lebih sulit. Oleh karena itu, pertanyaan berikutnya adalah apakah bertahan untuk menyusui jika ibunya positif COVID merupakan hal yang worth it?
JAWABANNYA, SANGAT-SANGAT WORTH IT
Bayi yang memiliki ibu yang terinfeksi COVID-19 memerlukan perlindungan tambahan karena mereka harus menghadapai risiko tinggi terpapar virus COVID-19 dari ibu mereka, serta kondisi mereka yang rentan karena sistem kekebalan mereka yang lemah. Salah satu sumber perlindungan terbaik ini adalah air susu ibu. Sudah terbukti bahwa antibodi IgA dan laktoferin bertindak sebagai antimikrobial, imunomodulator, dan antiinflamasi, dan mereka juga dapat mencegah serangan virus pada tubuh bayi. Kandungan asam lemak, asam amino, dan oligosaccaharides susu sapi yang dapat meningkatkan kondisi tubuh bayi serta kemungkinan bahwa antibodi anti virus Corona dapat berpindah dari ibu ke bayi melalui plasenta dan air susu ibu membuat kita lebih yakin bahwa ASI adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi bayi.
Jadi jelas ya, agar bayi kuat menghadapi virus ini, salah satu kunci utamanya ada di ASI.
Photo by Freepik