Melihat anak perkembangan motorik tidak sama seperti teman sebayanya? Yuk kenali tanda Red Flag dari kondisi ini!
Red flag perkembangan anak itu maksudnya adalah tanda bahaya dari keterlambatan perkembangan anak. Adanya tanda bahaya ini bisa jadi awal dari kewaspadaan kita akan adanya keterlambatan perkembangan pada anak. Kalau ada red flag belum tentu ada yang bermasalah, tapi pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan ke tenaga profesional (dokter/bidan/dokter spesialis anak) agar jika ada gangguan tumbuh kembang, dapat langsung dilakukan tatalaksana lebih lanjut. Perlu diingat bahwa keterlambatan tumbuh kembang perlu dikenali dan diterapi sejak dini agar tumbuh kembang anak masih bisa catch up alias menyusul dalam periode emas atau periode kritis anak.
BERIKUT RED FLAG PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK!
- Bayi terlalu letoy (floppy), atau bayi kaku (stiff). Dua-duan red flag.
- Perkembangan motoriknya menyimpang, misal genggaman asimetrik, duduknya asimetrik. Bayi bisa berdiri dulu baru bisa duduk, dll.
- Kehilangan kemampuan, misalnya sebelumnya bisa merangkak, tiba-tiba tidak bisa merangkak. Atau sebelumnya bisa jalan, tiba-tiba Kembali merangkak
- Tidak bisa kontrol kepala begitu usia 4 bulan
- Tidak bisa duduk tanpa ditopang pada usia 7 bulan
- Tidak bisa berjalan pada usia 15 bulan atau tidak bisa berlari usia 24 bulan
- Genggaman tangan tidak terbuka pada usia 4 bulan
- Tidak bisa meraih benda pada usia 6 bulan
- Mouthing atau menggunakan mulut sebagai cara eksplorasi lingkungan setelah usia 12-18 bulan.
Jika ditemukan salah satu saja red flag. Langsung dibawa ke tenaga profesional ya.
Sebenarnya, cara termudah untuk memantau perkembangan bayi adalah dengan menggunakan check list yang ada di buku KIA/Pink Book. Mungkin ada kemampuan untuk melakukan cek lis berdasarkan usia bayi. Anda dapat segera meminta pemeriksaan dokter atau bidan jika Anda tidak dapat melakukannya.
Dalam hal tumbuh kembang anak, yang paling penting selain stimulasi sesuai usia adalah pengawasan teratur, sehingga tanda-tanda keterlambatan dapat diidentifikasi dan ditangani sejak dini.
Photo by Freepik