Artikel ini dikhususkan bagi orang tua yang kerap melihat kejadian kejang, namun masih bingunng cara yang tepat menghadapinya, yuk ikuti bahasan dibawah ini!
Anda pernah melihat anak-anak yang kejang? Semua orang yang pernah melihat atau menghadapi anak dengan kejang tahu betapa traumatisnya pengalaman tersebut. Menghadapi anak yang tiba-tiba kelojotan seluruh badan dan mendelikkan mata adalah trauma, terutama jika anak tersebut kemudian tidak sadarkan diri. Sekarang artikel ini akan membahas kejang secara singkat, apa saja penyebabnya, dan bagaimana menangani anak jika mengalaminya.
BAGAIMANA CARA KITA TAU ANAK SEDANG KEJANG?
Anak mungkin mengalami kejang jika dia tiba-tiba kelojotan seluruh tubuh, apalagi dengan mata mendelik ke atas, dan tidak bisa menunjukkan reaksi. Namun, kejang tidak hanya menyebabkan kelojotan di seluruh tubuh. Bangkitan kejang tertentu memiliki gerakan involunter hanya di bagian tubuh tertentu, seperti gerakan tungkai di satu sisi tubuh. Kita biasanya menyebut kejang ini kejang fokal. Selain itu, ada kejang yang hanya menyebabkan kekakuan seluruh tubuh dan tidak menyebabkan kelojotan. Selain itu, ada jenis kejang yang tidak mengalami kelojotan, gerakan yang tidak teratur, atau kekakuan. hanya diam tanpa menjawab, terutama ketika dipanggil, seperti ngelamun. Jenis kejang ini dikenal sebagai kejang absans.
Karena itu, dokumentasi penting saat kejang terjadi karena seringkali ketika anak tiba di IGD atau dokter, kejang sudah berhenti, padahal dokter perlu mengetahui jenis kejang sebelumnya. Jenis kejang yang berbeda mungkin membutuhkan pendekatan pengobatan yang berbeda juga. Jadi, jika anaknya sakit, jangan lupa bahwa ada yang merekam kejadian dan mencatat waktu dan frekuensi kejang tersebut. Untuk ditunjukkan langsung ke dokternya ketika tiba di IGD.
LALU PENYEBAB ANAK BISA KEJANG ITU APA?
Penyebab kejang bisa bermacam-macam juga, yang jelas semuanya berhubungan dengan otak anak. Bisa karena perdarahan di otak, bisa karena trauma kepala, kelainan metabolisme, dehidrasi berat, karena infeksi pada otak, atau sesimpel karena anak sedang demam tinggi, itu saja bisa bikin anak kejang, kejadian yang kita kenal dengan istilah kejang demam. Dari semua penyebab kejang tersebut, bisa dibilang kejang demam itu yang paling ringan.
Karena kejang demam murni tidak disebabkan oleh gangguan otak langsung, tetapi hanya karena suhu tubuh yang tinggi. Itu hanya konslet sementara karena panas yang terlalu tinggi. Mirip dengan komputer atau ponsel kita yang bisa mati secara tiba-tiba jika suhunya terlalu tinggi. Kebanyakan kejang demam berlangsung singkat (kurang dari lima menit), berhenti sendiri, dan anak langsung sadar setelah kejang. Sebagian besar anak dengan riwayat kejang demam tidak mengalami masalah tumbuh kembang atau masalah otak lainnya. Tapi itu bukan berarti kita bisa membiarkan anak yang terkena demam tidak mendapatkan perawatan lanjutan.
TIPS MENANGANI ANAK KEJANG SEBELUM DIBAWA KEDOKTER DI IGD?
- Jika anak punya riwayat kejang atau di keluarga terutama di keluarga inti ada yang punya riwayat kejang demam atau epilepsi, selalu sediakan obat anti kejang yang dimasukkan lewat dubur. Obatnya namanya diazepam rektal (suppositoria)
- Jika anak kejang, langsung masukkan obat tersebut lewat dubur anak. Dosisnya pake 5 mg jika berat anak kurang dari 12 kg. Jika berat anak lebih dari 12 kg, maka berikan diazepam rektal 10 mg.
- Cara pemberiannya adalah dengan cara anak dimiringkan atau nungging juga bisa (lihat gambar di bawah), terus masukkan obat suppositoria tersebut lewat dubur dengan cara dipencet, jangan langsung dicabut, tahan dulu bokongnya biar obatnya tadi (karena cair) tidak bleber kemana-mana.
- Jangan sekali-kali memasukkan benda apapun ke dalam mulut anak, karena ini meningkatkan risiko tersedak pada anak, malah nanti bisa tersumbat jalan napasnya.
- Usahakan tetap tenang, kendorkan pakaian anak, posisikan anak terlentang miring terutama jika anak tidak sadarkan diri setelah kejang/pemberian obat, agar jika muntah langsung mengalir keluar mulut (risiko muntahan masuk jalan napas).
- Tetap dibawa ke dokter/IGD walaupun kejang telah berhenti, karena kita perlu meyakinkan dulu penyebab kejangnya apa dan perlu penanganan lebih lanjut seperti apa. Kejang juga punya kemungkinan terjadi kembali, dan kejang yang tidak tertangani dengan baik bisa berlanjut menjadi epilepsi di kemudian hari.
- Jika anak demam, jangan ragu untuk memberikan penurun panas sesuai anjuran, apalagi kalo di keluarga ada yang punya riwayat kejang demam.
Semoga tidak perlu sampai menghadapi anak kejang ya, dan jangan ragu untuk konsultasi ke dokter jika ada masalah kesehatan pada anak.
Photo by Freepik