Bingung anak selalu milih-milih saat makan? Mari bedakan antara picky dan selective eater.
Food preference memang sebuah terminologi tersendiri di dunia nutrisi anak, isitilah ini mencakupi mulai dari keluhan perilaku anak menolak makanan baru, pilih-pilih makanan, sampai keluhan anak menolak pilihan makanan tertentu Yang namanya keluhan milih-milih makannya, awalnya sebenernya dari perilaku menolak makanan baru, istilah kerennya food neophobia. Walaupun istilahnya terasa intimidatif, neofobia ini sebenarnya adalah fase yang normal dan wajar dari perkembangan seorang anak.
Neofobia wajar, karena pada dasarnya seorang anak sedari awal sudah punya settingan preferensi selera tertentu, dan mereka akan cenderung memilih makanan yang lebih familiar di lidah/selera mereka.
RASA FAMILIAR ITU MEREKA DAPATKAN DARI PAPARAN RASA MAKANAN-MAKANAN YANG DIMAKAN OLEH IBUNYA, BAGAIMANA BISA?
Jadi esens makanan dari yang dimakan oleh ibu, mengalir jauh sampai air ketuban dan bahkan sampai terbawa di Air Susu Ibu, wajar lalu paparan rasa tersebut jadi familiar pada bayi karena yang namanya rasa kan akan lebih membekas jika kita sudah terbiasa.
Memang, rasa yang dibawa ke bayi melalui air ketuban atau ASI bukanlah rasa yang sebenarnya, tetapi esensnya cukup untuk memberi bayi pemahaman tentang rasa, yang pada gilirannya membentuk preferensi makanan mereka. Jadi, itu wajar bagi balita kita untuk milih-milih makanannya, terutama jika makanannya benar-benar baru. Neofobia biasanya muncul pada usia 1-3 tahun dan mencapai puncak pada usia 2-6 tahun. Namun, kemungkinan neofobia tetap ada sampai dewasa, meskipun tidak seintens ketika masih balita.
JIKA NEOPHOBIA INI BERKEPANJANGAN AKAN BERLANJUT KE MASALAH FOOD PREFERENCE, PICKY ATAU SELECTIVE EATER, PEMBEDANYA APA?
Picky eater didefinisikan sebagai anak yang menolak makanan tertentu atau pilih- pilih makan, namun masih mengonsumsi minimal satu macam dari setiap kelompok makanan, yaitu karbohidrat, protein, sayur/buah, dan susu, sedangkan selective eater adalah anak yang menolak semua jenis makanan dalam kelompok makanan tertentu, misalnya menolak semua makanan sumber protein.
Picky eater sebenernya masih merupakan fase normal dalam perkembangan seorang anak, sedangkan selective eater merupakan food preference yang perlu penanganan khusus lebih lanjut karena dapat menyebabkan hilangnya asupan salah satu dari keempat kelompok makanan sehingga anak berisiko mengalami defisiensi makronutrien atau mikronutrien tertentu. Selective eater umumnya terjadi pada anak dengan gangguan perkembangan tertentu, misalnya autistic spectrum disorder, posttraumatic feeding disorder, gangguan menelan, keterlambatan oromotor, atau kelainan pencernaan.
Masalah milih-milih makanan ini tidak hanya bisa dipengaruhi oleh paparan rasa dari ibunya ya, ada juga faktor lain, misalnya perilaku orang tua dalam memberikan makanan, feeding rules yang tidak berjalan dengan optimal, tekanan dalam proses makan, sampai ke faktor lingkungan. Jadi memang butuh pendekatan yang sabar dan telaten jika anak kita sampai sulit makan dan milih-milih makan.
BERIKUT TIPS YANG BISA DICOBA OLEH ORANG TUA
- Sajikan makanan dalam porsi kecil
- Pilihan makanan orangtua akan memengaruhi menu yang disajikan bagi anak. Oleh karena itu, perlu diperhatikan agar orangtua menyajikan berbagai jenis makanan walaupun makanan tersebut bukan kesukaan orangtua.
- Jika anak menolak makanan baru, jangan langsung frustrasi. Paparkan anak terhadap makanan baru sebanyak 10-15 kali. Penelitian menunjukkan 10 atau lebih paparan dibutuhkan untuk meningkatkan penerimaan terhadap makanan pada anak usia 2 tahun, sedangkan untuk anak usia 4-5 tahun dibutuhkan 8 sampai 15 kali paparan. Untuk pengenalan awal, makanan dapat disajikan di piring orangtua.
- Sajikan makanan di meja pada jarak yang terjangkau oleh anak, tanpa menawarkan ke anak. Batita umumnya lebih tertarik mencoba makanan baru bila mereka memegang kendali, namun bila mereka diminta atau disuruh memakan sesuatu, maka umumnya mereka secara spontan akan menolak.
- Orangtua memberikan contoh makan yang menyenangkan tanpa menawarkan makanan sampai ketakutan anak menghilang dan anak mengekspresikan ketertarikan pada makanan. Semakin banyak orang di sekitar anak yang makan makanan serupa, maka anak akan makin tertarik.
- Jika paparan terhadap makanan menyebabkan anak ingin muntah atau bahkan muntah, hentikan makanan tersebut dan cobalah makanan yang lebih mendekati makanan yang disukai anak.
- Campurlah sedikit makanan baru dengan makanan yang sudah disukai anak dan perlahan-lahan tingkatkan proporsi makanan baru (food chaining).
- Orangtua harus tetap bersikap dan berpikir netral dan tenang dalam menyikapi asupan makanan anak.
Dan selalu diingat ya, tips diatas tidak akan berjalan dengan baik tanpa praktek feeding rules yang optimal. Jadi jangan pernah lupakan feeding rules buat balita-nya ya.
Photo by Freepik