Anak yang sulit makan menjadi kekhawatiran tersendiri, sehingga artikel ini membantu untuk menjadi referensi untuk masalah tersebut.
Banyak orang tua yang memiliki balita atau batita mengeluh tentang masalah makan anak mereka, seperti GTM, picky eater, selective eater, dan masalah makanan lainnya. Namun, tahukah Anda bahwa hanya 5% dari anak balita yang dilaporkan orang tuanya mengalami masalah makan benar-benar membutuhkan pengobatan khusus dari dokter anak. Kebanyakan masalah sebenarnya dapat diselesaikan dengan beberapa teknik sederhana.
Sebagai dokter yang menghadapi keluhan anak tentang kesulitan makan setiap hari, titik awal saat menangani keluhan tersebut adalah mengetahui kondisi gizi dan pertumbuhan bayi.
PENTING BAGI ORANG TUA MENGETAHUI SETIAP BULANNYA (MINIMAL SAMPAI USIA 5 TAHUN), 2 HAL PENTING DIBAWAH INI:
- Status gizi bayi/balita, apakah gizi baik, gizi kurang, atau gizi buruk.
- Status pertumbuhan. Ini adalah tren kenaikan berat badan dan tinggi badan dari bulan ke bulan. Ini juga penting, karena anak dengan status gizi baik belum tentu status pertumbuhannya juga sama baiknya.
BAGAIMANA CARA MENGETAHUI 2 HAL TERSEBUT?
- Selalu rutin membawa bayi untuk diukur berat badan, panjang/tinggi badan, lingkar kepala setiap bulannya. Bisa di puskesmas, atau ke dokter spesialis anak saat kontrol rutin.
- Oleh petugas/dokter, hasil pengukuran akan diplotkan ke grafik pertumbuhan.
- Konfirmasi ke dokter, interpretasi dari ploting grafik pertumbuhan atau bisa masukkan hasil pengukuran ke aplikasi Primaku di smartphone, langsung muncul interpretasinya.
KENAPA SULIT MAKAN HARUS BERKAITAN DENGAN STATUS GIZI DAN PERTUMBUHAN ANAK?
Karena keluhan sulit makan sebenarnya adalah keluhan yang subjektif. Tidak selalu orang tuanya menganggapnya sulit makan seperti yang biasa neneknya lakukan. Oleh karena itu, kami membutuhkan data objektif yang dapat memvalidasi masalah makan.Makan sangat penting untuk pertumbuhan anak, jadi jika ada masalah makan, pertumbuhannya pasti akan terganggu begitupula status gizinya.
JADI MASALAHNYA DIMANA? ANAKNYA BENERAN GAKMAU MAKAN….
- Feeding rules, biasanya anak jadi malas makan karena feeding rules belum berjalan dengan optimal. Feeding rules yang dimaksud adalah, jadwal harus sesuai, ada jadwal makan utama dan cemilan yang teratur dengan waktu makan yang tidak lebih dari 30 menit. Lingkungan juga harus menyenangkan, serta prosedur makan yang sesuai.
- Semuanya baik-baik saja jika peraturan makanan sudah diterapkan, status pertumbuhan dan gizi juga baik-baik saja. Jadi, masalahnya ada pada persepsi orang tua, atau mispersepsi orang tua. Secara teoritis, mispersepsi orang tua didefinisikan sebagai anak yang percaya bahwa orang tuanya memiliki masalah dengan makan, tetapi setelah pemeriksaan lebih lanjut, orang tua atau pengasuh telah menerapkan peraturan makanan dengan benar dan anak memiliki status gizi yang baik. Dalam kasus ini, saya hanya perlu memberikan apresiasi dan keyakinan pada orang tua bahwa anak memiliki status gizi yang baik dan bahwa mereka tidak memiliki masalah dengan.
Seringkali, ekspektasi orang tua tentang jumlah makanan yang harus dikonsumsi bayi tidak sesuai dengan kondisi kesehatan bayi. Suka lupa bahwa lambung bayi atau batita masih sangat kecil. Jadi, ketika mereka ogah makan, itu bukan karena sulit makan; itu hanya karena mereka masih kenyang.
Selain itu, memaksa anak untuk terus makan akan menyebabkan trauma bagi anak.
Bayi dan anak harus senang makan, jadi jangan paksa mereka. Tempat di mana mereka tidak hanya dapat makan, tetapi juga memiliki kesempatan untuk belajar dan berinteraksi dengan orang tuanya.
HINDARI SEKALI PEMAKSAAN DALAM PROSES MAKAN ANAK!
- Anak jangan dimarahin, diancam, atau dihukum jika tidak mau makan
- Jangan juga menjadikan makanan sebagai reward, atau sebagai alasan untuk memberikan reward, misalnya, boleh maIn/nonton kalo makanannya habis.
- Lingkungan pemberian makan juga dijaga, sebaiknya makan di meja makan, bersama anggota keluarga yang lain, jangan sampai ada distraksi seperti mainan, TV, gadget dll.
- Jika sejak dari awal anak tidak mau makan, dan sudah lewat 15 menit, maka lewatkan saja makannya. Coba makan lagi di jadwal makan selanjutnya.
- Jika sudah mau makan, tapi makannya lelet, ngunyahnya lama, dan sudah lewat sekitar 30 menit, hentikan juga proses makannya. Selesai, makan lagi di jadwal makan selanjutnya.
- kalau yang di atas setahun biasanya sulit makan karena kebanyakan minum susunya, jadi susu juga dibatasi ya, kalau sudah di atas setahun maksimal setiap hari minum susu cukup 500 ml.
Soal makan memang bisa jadi persoalan pelik, yang jelas sih satu, orang tua harus ekstra sabar.
Photo by Freepik